twitter
rss

Apa yang ada di benak orang tua saat anak kecilnya yang baru berusia balita menginginkan hal-hal yang seperti orang tua mereka kerjakan? Mungkin kebanyakan orang tua akan berkata “Jangan”, “Gak boleh”, atau “kamu gak bisa mengerjakan itu”. Terkadang para orang tua terlalu takut jika anak – anaknya terluka, jatuh, atau sebagainya. Mereka terlalu memanjakan anak – anaknya, tanpa membebani suatu pelajaran dalam bentuk sikap maupun perkataan. Akibatnya banyak kita temui di lingkungan sekitar kita yang anak-anak mulai tidak patuh pada perintah orang tua. Inilah akibat jika dari kecil para orang tua sering memanjakan mereka.
Mulailah para orang tua itu mengajarkan kepada anak-anaknya tentang bagaimana berikap di masyarakat. Mulailah menerapkan di lingkungan keluarga, biarkan mereka berbuat semau mereka selama itu tidak membahayakan mereka. Hanya lakukan pengawasan kepada mereka, berilah pelajaran tentang benar dan salah. Berilah hadiah kepada mereka jika mereka berhasil berbuat sebuah kebaikan, dan juga berilah hukuman jika mereka berbuat kesalahan dan tentu hukuman ini yang bisa mendidik mereka supaya mereka bisa berbuat yang lebih baik.
Mialnya anak berkata “Mama aku ingin naik sepeda itu...” kata si mama “Jangan Nak, nanti kamu jatuh, kalau sudah besar saja....” Nah, hal seperti inilah yang tidak mendukung perkembangan motorik si anak. Mereka akan takut sebelum melakukunnya, mereka tidak ingin mencobanya, sehingga banyak kita jumpai hal-hal yang seharusnya sudah bisa dilakukan oleh anak yang seusia dia, belum bisa untuk dilakukannya.
Nah di bawah ini ada beberapa tips buat orang tua agar anak lebih mudah dinasehati:
1. Jangan terlalu memanjakan mereka.
Dengan terlalu memanjakan mereka, anak tidak akan dengan mudah membentuk pribadi mereka, mereka cenderung ingin selalu dengan kita, mereka tidak bisa mendiri seperti teman2 mereka. Anak yang selalu apa yang diinginkan selalu terwujud, mereka akan kesulitan jika mereka mendapatkan suatu kesulitan, mereka akan down dan bingung apa yang harus mereka lakukan. Jadi kita harus mengerti kondisi anak2 kita. Jangan sampai perlakuan para orang tua membebani mereka di saat mereka remaja atau dewasa nanti.

2. Biasakan anak mendapatkan sesuatu itu dengan usaha mereka.
Memberikan sesuatu kepada anak kita itu wajar, namun jangan terlalu sering. Karena hal tersebut dapat membuat mereka tidak aktif. Biasakan apapun yang anak kita mint aitu harus ada pengorbsnsn dulu. Mereka harus melakukan suatu pekerjaan, atau mungkin bisa dalam bebtuk prestasi, lha dengan itu kita sebagai orang tua dapat memberikan sesuatu itu dengan menyebutnya sebagai reward atau hadiah atas usaha mereka.

3. Berikan perhatian pada mereka setiap saat.
Anak selalu butuh perhatian di manapun dan kapanpun. Hal ini sering dicontohkan oleh Rasulullah kepada cucu2nya. Rasul sering bermain dengan mereka, sering mencium pipi mereka, mengajak bersandaguarau. Sampai suatu ketika, ada seseorang yang iri kepada Rasul, sahabat itu iri melihat Rasul bisa bermain dengan cucu2nya. Sementara sahabat itu belum pernah sekalipun mencium anak2nya. Maka dari itu Rasul mencontohkan kepada sahabat itu, kalu kita berada di lingkungan anak2 maka kita juga bersikap selayaknya anak kecil. Kita juga ikut bermain dengan mereka dan mengerti keinginan mereka.

4. Bersikaplah yang baik di hadapan anak.
Karakter anak mulai terbentuk mulai kecil. Dan orang yang pertama ditiru oleh mereka adlah orang tua mereka. Kalau misalkan orang tua berkata yang tidak baik di hadapan anak2nya, maka anak2 akan mudah menirukannya. Maka dari itu, jika ingin anak2 kita mempunyai akhlak yang baik, maka mulailah dari diri orang tuanya. Bersikaplah yang baik di depan mereka. Menirulah akhlak Rasul dan cara2 Rasul dalam mendidik anak. Seringlah membca Tarikh Anbiya’. Insya Allah di siyu banyak sekali pelajaran yang dapatkita tiru.

5. Janganlah menyuruh, tapi mengajak.
Jangan katakan “cepat!” tapi “ayo!”. Dua kata itu sama tapi kalau kita merasakan sangatlah berbeda. Kata “cepat” cenderung untuk mrmperintah, tapi kalau kata “ayo” cenderung untuk mengajak. Anak lebih suka di ajak dari pada di perintah. Anak akan merasa terbebani jika mereka dituntuy untuk melakukan sesuatu dengan cepat. Makanya ia cenderung membangkang. Berbeda jika kita memerintah dengan kata “ayo”. Anak merasakan berbeda, mereka merasa kalau mereka mengerjakan hal tersebut tidak sendirian, ada orang (yeng memerintah) itu selalu ada di sampingnya. Apalagi kalau kita memerintah dengan kata yang lembut, pasti anak akan taat pada orang yang memerintahkan itu……. Senang kan jika anak patuh pada orang tua?????????????

0 komentar:

Posting Komentar