twitter
rss

Direktur Eksekutif Indonesia Heritage Foundation (IHF) Ratna Megawangi mencermati, pendidikan budi pekerti yang selama ini diberikan pada siswa-siswi, baik melalui pelajaran agama dan Pendidikan Moral Pancasila (PMP), tidak berhasil, kalau tidak ingin dikatakan gagal total. Kendati pelajaran-pelajaran itu isinya bagus, sayangnya itu tidak membekas ke dalam perilaku manusianya.
Menurut Ratna, menjadi manusia yang berkarakter butuh proses yang tidak sebentar. Jadi, tidak cukup hanya melalui pelajaran di sekolah, atau pergaulan di rumah.
Ratna mengaku miris melihat buruknya kondisi moral masyarakat pada awal reformasi tahun 1998. Pasca kerusuhan 1997/1998, bangsa Indonesia penuh diliputi amarah, dendam, caci maki, dan rasa curiga. Ia meyakini ada yang salah dengan sistem pendidikan yang selama ini diterapkan di negeri ini. Sistem pendidikan nasional telah gagal menanamkan karakter yang baik bagi siswa-siswi.
Secara spesifik, Ratna menyebut tiga unsur yang harus dilakukan dalam model pendidikan karakter. Pertama, Knowing the good. Untuk membentuk karakter, anak tidak hanya sekadar tahu mengenai hal-hal yang baik, namun mereka harus dapat memahami kenapa perlu melakukan hal itu. ‘Selama ini mereka tahunya mana yang baik dan buruk, namun mereka tidak tahu alasannya,” ungkap Ratna.
Kedua, Feeling the good. Konsep ini mencoba membangkitkan rasa cinta anak untuk melakukan perbuatan baik. Di sini anak dilatih untuk merasakan efek dari perbuatan baik yang dia lakukan. Jika Feeling the good sudah tertanam, itu akan menjadi “mesin” atau kekuatan luar biasa dari dalam diri seseorang untuk melakukan kebaikan atau menghindarkan perbuatan negatif.
Ketiga, Acting the good. Pada tahap ini, anak dilatih untuk berbuat mulia. Tanpa melakukan apa yang sudah diketahui atau dirasakan oleh seseorang, tidak akan ada artinya. Selama ini hanya imbauan saja, padahal berbuat sesuatu yang baik itu harus dilatih, dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Menurut Ratna, ketiga faktor tersebut harus dilatih secara terus menerus hingga menjadi kebiasaan. Jadi, konsep yang dibangun, adalah habit of the mind, habit of the heart, dan habit of the hands.
Karakter menjadi kunci utama sebuah bangsa untuk bisa maju. Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam, tidak akan maju jika sumber daya manusia (SDM) tidak berkarakter, tidak jujur, tidak bertanggungjawab, tidak mandiri, serta tidak jujur.
Pendidikan merupakan sebuah kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat tindakan edukatif dan didaktis yang diperuntukkan bagi generasi yang bertumbuh. Dalam kegiatan mendidik, manusia menghayati adanya tujuan-tujuan pendidikan.

0 komentar:

Posting Komentar